Mei 07, 2019

puasa belajar ilmu plesetan takbir ini hukumnya

HUKUM " MEMPLESETKAN " KATA " TAKBIR " MENJADI " TUAK BIR " ATAU " TAKE BEER "*

Kita dapati ada oknum (bisa jadi Muslim) yang suka memplesetkan beberapa istilah dalam ajaran agama Islam.
Misalnya di luar negeri ungkapan takbir *_“diplesetkan”_* menjadi *_“take beer”_* (ambil minuman keras memabukkan) atau di Indonesia menjadi *_“tuak bir”_* (keduanya jenis minuman memabukkan).
Hal ini tidak lah terlalu mengherankan, karena sejak zaman dahulu kala ini sudah dilakukan oleh mereka yang benar-benar sombong, merendahkan dan membangkang dengan ajaran agama.
Sudah ada contoh sebelumnya dan tentu hasil akhirnya sangat merugi dunia dan akhirat.

Contohnya adalah adalah orang Yahudi di zaman Nabi _Shallallahu ‘alaihi wa sallam_ yang memplesetkan kata *_“raa’inaa”_* menjadi *_“ru’uunah”._*
*_“Raa’inaa_* artinya *_“kamu memperhatikan kami”_* diplesetkan menjadi makna buruk yaitu *_“ru’uunah”_* yang artinya *_sangat dungu atau tolol._*
Oleh karena itu, kaum Muslimin diperintahkan mengganti kata *_“raa’inaa”_* menjadi *_“undzurnaa”._*
Kisah ini terdapat dalam al-Qur'an :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقُولُوا رَاعِنَا وَقُولُوا انظُرْنَا وَاسْمَعُوا ۗ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ
_“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad) : “Raa’ina”, tetapi katakanlah : “Unzhurna”, dan “dengarlah”. Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih.”_ *(QS. Al-Baqarah[2]: 104)*
Ibnu Katsir menjelaskan,

وذلك أن اليهود كانوا يعانون من الكلام ما فيه تورية لما يقصدونه من التنقيص عليهم لعائن الله فإذا أرادوا أن يقولوا : اسمع لنا يقولون : راعنا . يورون بالرعونة
_“Hal ini karena orang Yahudi memaksudkan tauriyah (kode tidak langsung) untuk bermaksud merendahkan, dengan maksud mereka mengatakan_ *_‘raa’inaa’_* _dengan_ *_‘ru’uunah’”._* *[Tafsir Ibnu Katsir]*

Demikian juga orang Yahudi memplesetkan salam menjadi *_“as-saamu ‘alaikum”_* yang artinya *_“semoga kematian menimpamu”._*

Karena Nabi _Shallallahu ’alaihi wa sallam_ bersabda,

ان اليهود اذا سلموا وقالوا : السام عليكم, فقولوا : وعليكم
_“Orang Yahudi apabila mengucapkan salam dan mengucapkan_ *_as-saamu ‘alaikum (semoga kematian menimpamu),_* _maka jawablah_ *_Wa’alaikum’ (dan demikian juga bagimu)”_* _
(HR. Muslim)._

Contoh lainnya adalah Bani Israil yang memplesetkan menjadi *_“sami’naa wa ‘ashainaa” (kami dengar tapi kami tidak taat),_* seharusnya *_“sami’naa wa ‘atha’naa” (kami dengar dan kami taat)._*

Allah berfirman dalam al-Qur'an,

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُم بِقُوَّةٍ وَاسْمَعُوا ۖ قَالُوا سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَأُشْرِبُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْعِجْلَ بِكُفْرِهِمْ ۚ قُلْ بِئْسَمَا يَأْمُرُكُم بِهِ إِيمَانُكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
_“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman) : “Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!” Mereka menjawab : “Kami mendengar tetapi tidak mentaati”. Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah : “Amat jahat perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat).”_  *[Al-Baqarah: 93]*

Yang lebih penting lagi, bahwa hal ini termasuk dalam mengolok-olok agama atau menjadikan agama sebagai bahan candaan.
Perbuatan ini mendapatkan ancaman keras dari Allah dalam al-Qur'an.

Allah Ta’ala berfirman,

ﻭَﻟَﺌِﻦ ﺳَﺄَﻟْﺘَﻬُﻢْ ﻟَﻴَﻘُﻮﻟُﻦَّ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻧَﺨُﻮﺽُ ﻭَﻧَﻠْﻌَﺐُ ۚ ﻗُﻞْ ﺃَﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺁﻳَﺎﺗِﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟِﻪِ ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺗَﺴْﺘَﻬْﺰِﺋُﻮﻥَ ﻟَﺎ ﺗَﻌْﺘَﺬِﺭُﻭﺍ ﻗَﺪْ ﻛَﻔَﺮْﺗُﻢ ﺑَﻌْﺪَ ﺇِﻳﻤَﺎﻧِﻜُﻢْ
_“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab :_ *_“Sesungguhnya kami hanya BERSENDA GURAU dan BERMAIN-MAIN saja”._* _Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu BEROLOK-OLOK?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman…_ *[At Taubah : 65-66]*

```Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa hukumnya sangat berat yaitu bisa keluar dari agama Islam.```
Beliau berkata,

‏ فإن الاستهزاء باللّه وآياته ورسوله كفر مخرج عن الدين لأن أصل الدين مبني على تعظيم اللّه، وتعظيم دينه ورسله
_“Mengolok-olok dalam agama, ayat al-Qur'an dan Rasul-Nya termasuk kekafiran yang bisa mengeluarkannya dari Islam, karena agama ini dibangun di atas pengagungan kepada Allah, agama dan Rasul-Nya.”_
*[Tafsir As-Sa’diy]*

***
  Oleh : Oleh: Mutiara Risalah Islam
✒ Pembina : Ustadz Musyaffa' ad Dariny, Lc., M.A
______________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berikan pesan kritik saran yang membangun.terima kasih