*SIFAT SHALAT NABI ﷺ*
(Bagian ke 21)
Cara Bangkit ke Rakaat Ketiga Setelah Tasyahud Awal
Bagaimanakah cara bangkit ke rakaat ketiga setelah tasyahud awal?
Bangkit ke rakaat ketiga dengan bertumpu pada tangan sambil bertakbir “Allahu Akbar”.
Menurut madzhab Syafi’i, berdiri ke rakaat ketiga adalah dengan bertumpu pada tangan di tanah.
(Al Majmu’, 3: 307). Sebagaimana hal ini diterangkan sebelumnya pada point 29 ketika membahas cara bangkit ke rakaat kedua.
(Al Majmu’, 3: 307). Sebagaimana hal ini diterangkan sebelumnya pada point 29 ketika membahas cara bangkit ke rakaat kedua.
Bangkit ke rakaat ketiga setelah tasyahud awal dengan mengangkat tangan.
Menurut ulama Syafi’iyah, disunnahkan mengangkat tangan ketika bangkit ke rakaat ketiga. (Idem).
Dalam hadits Abu Humaid As Sa’idi mengenai mengangkat tangan saat bangkit dari tasyahud awwal, ia berkata,
ثُمَّ نَهَضَ ثُمَّ صَنَعَ فِى الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِثْلَ ذَلِكَ حَتَّى إِذَا قَامَ مِنَ السَّجْدَتَيْنِ كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِىَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ كَمَا صَنَعَ حِينَ افْتَتَحَ الصَّلاَةَ
“Kemudian Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit, kemudian ia melakukan raka’at kedua seperti raka’at pertama. Sampai beliau selesai melakukan dua raka’at, beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan pundaknya sebagaimana yang beliau lakukan saat takbiratul ihram (ketika memulai shalat).”
(HR. Tirmidzi no. 304 dan Abu Daud no. 963. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
(HR. Tirmidzi no. 304 dan Abu Daud no. 963. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Membaca surah Al Fatihah dengan lirih di rakaat ketiga dan keempat.
Imam Nawawi rahimahullah berkata bahwa ulama Syafi’iyah berpendapat, rakaat ketiga dilakukan sama dengan rakaat kedua, yang berbeda hanyalah bacaan yang tidak dijaherkan (tidak dikeraskan).
Abu Bakr Al Hishniy berkata, “Tidak dianjurkan untuk membaca surah lain selain Al Fatihah pada rakaat ketiga dan keempat menurut pendapat yang lebih kuat. Kecuali jika sebagai makmum masbuk, maka surah selain Al Fatihah masih dibaca pada rakaat ketiga atau keempat.
Demikian pendapat dari Imam Syafi’i.”
(Kifayatul Akhyar, hal. 160).
Demikian pendapat dari Imam Syafi’i.”
(Kifayatul Akhyar, hal. 160).
Namun sebenarnya sesekali membaca surah lain setelah Al Fatihah pada rakaat ketiga dan keempat itu dibolehkan.
Berdasarkan hadits berikut,
Berdasarkan hadits berikut,
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَقْرَأُ فِى صَلاَةِ الظُّهْرِ فِى الرَّكْعَتَيْنِ الأُولَيَيْنِ فِى كُلِّ رَكْعَةٍ قَدْرَ ثَلاَثِينَ آيَةً وَفِى الأُخْرَيَيْنِ قَدْرَ خَمْسَ عَشَرَةَ آيَةً أَوْ قَالَ نِصْفَ ذَلِكَ وَفِى الْعَصْرِ فِى الرَّكْعَتَيْنِ الأُولَيَيْنِ فِى كُلِّ رَكْعَةٍ قَدْرَ قِرَاءَةِ خَمْسَ عَشْرَةَ آيَةً وَفِى الأُخْرَيَيْنِ قَدْرَ نِصْفِ ذَلِكَ
Dari Abu Sa’id Al Khudri, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca surah di shalat Zhuhur pada rakaat pertama dan kedua pada setiap rakaat sekitar membaca 30 ayat.
Pada rakaat ketiga dan keempat membaca 15 ayat. Sedangkan waktu Ashar membaca separuh dari waktu Zhuhur, yaitu rakaat pertama dan kedua membaca 15 ayat di masing-masing rakaat. Kemudian di rakaat ketiga dan keempat membaca separuh dari itu.
(HR. Muslim no. 452).
Pada rakaat ketiga dan keempat membaca 15 ayat. Sedangkan waktu Ashar membaca separuh dari waktu Zhuhur, yaitu rakaat pertama dan kedua membaca 15 ayat di masing-masing rakaat. Kemudian di rakaat ketiga dan keempat membaca separuh dari itu.
(HR. Muslim no. 452).
Padahal surah Al Fatihah berjumlah 7 ayat.
Berarti di rakaat ketiga dan keempat bisa dibaca lebih dari surah Al Fatihah.
Berarti di rakaat ketiga dan keempat bisa dibaca lebih dari surah Al Fatihah.
Semoga bermanfaat.
—
Selesai disusun di siang hari di Pesantren DS, 26 Syawal 1435 H
Akhukum fillah : Muhammad Abduh Tuasikal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berikan pesan kritik saran yang membangun.terima kasih