Mei 22, 2019

andai tak berbuat dosa bagian 2

ANDAI KAU TAK BERBUAT DOSA* 🍂
(Bagian 02-Terakhir)

Hadits Yang disebutkan pada pertemuan kemarin menunjukkan dua perkara yang agung :
Yang pertama bahwa Allah -Subhanahu wa Ta’ala- Maha memaafkan, suka memaafkan, Maha pengampun, dan suka mengampuni.

Yang kedua di dalam hadits ini ada kabar gembira bagi orang-orang yang bertaubat kepada Allah dimana Allah -Subhanahu wa Ta’ala- akan menerima taubat mereka dan akan mengampuni dosa-dosa mereka maka janganlah mereka berputus asa dari rahmat Allah -Subhanahu wa Ta’ala- dan jangan pula terus menerus melakukan maksiat.
Akan tetapi yang mereka harus lakukan adalah bertaubat dan beristighfar kepada Allah -subhanahu wa ta’ala- karena Allah -Subhanahu wa Ta’ala- membukakan pintu istighfar bagi mereka. 

Demikian pula pintu membukakan pintu taubat.
Inilah makna dari hadits tersebut.
Hadits ini juga telah menghilangkan kesombongan dari manusia karena terkadang manusia sombong terhadap dirinya dan ilmunya, padahal manusia adalah tempat kesalahan tempat ketergelinciran dan tempat kekurangan.
Maka kewajiban anda adalah bersegera bertobat dan beristighfar dari segala kekurangannya, kesalahannya, dan tergelincirnya.
Jangan dia beranggapan bahwa dia adalah makhluk yang sempurna atau dia merasa tidak butuh dengan istighfar.
Hadits ini memberikan dorongan dan motivasi untuk beristighfar kepada Allah Karena Allah -Subhanahu wa Ta’ala- senang jika hamba-hamba-Nya beristighfar dan bertobat kepada-Nya.
Juga menjelaskan bahwa setiap Bani Adam akan sering melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat kepada Allah sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Imam Ahmad dalam musnadnya dari hadits Anas bin Malik -radhiyallahu ‘anhu-
Hadits ini tidak bermakna Allah -Subhanahu wa Ta’ala- senang jika hamba-Nya melakukan dosa atau senang dengan kemaksiatan, akan tetapi Allah -Subhanahu wa Ta’ala- membenci kekufuran dan tidak pula ridha dengan kekufuran serta tidak senang dengan kemaksiatan.
Akan tetapi Allah suka jika hamba-Nya yang berbuat dosa dan maksiat dia bersegera bertaubat kepada Allah -Subhanahu wa Ta’ala- serta beristighfar kepadanya.
Inilah makna dari hadits tersebut”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berikan pesan kritik saran yang membangun.terima kasih