Oktober 13, 2018

sejarah pembataian tragedi menyakitkan

Mengenang Tragedi Pembantaian Umat Islam Maluku (Idul Fitri Berdarah) Oleh Salibis Kristen III : "KESAKSIAN."
===========
G.KELUD - Tanggal 19 sept 2018
tepat 19 Tahun Tragedi Pembantaian Umat Islam Maluku Oleh Salibis Kristen (Idul Fitri Berdarah).
Peristiwa yang bertepatan dengan tanggal 1 Syawal 1420H itu menjadi tragedi berdarah dan memilukan bagi umat Islam Maluku pada khususnya dan seluruh kaum Muslimin pada umumnya.
Peristiwa tersebut menunjukkan wajah asli kaum Salibis yang secara biadab dan brutal melakukan pembantaian dan penyerangan terhadap kaum Muslimin Ambon yang tengah merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Ribuan nyawa Muslim melayang, puluhan ribu dari mereka harus eksodus atau mengungsi dari Ambon demi keselamatan mereka tanpa membawa barang apapun karena rumah-rumah atau barang-barang mereka telah hangus terbakar dan dijarah para perusuh salibis.
Peristiwa Idul Fitri berdarah 19 Januari 1999 bukanlah satu-satunya peristiwa yang menjadi fakta kebrutalan salibis terhadap kaum Muslimin di Maluku. Bisa dikatakan, peristiwa tersebut adalah yang terbesar sekaligus awal dari berbagai peristiwa pembantaian secara masif terhadap kaum Muslimin di Maluku sejak tahun 1998.
Tragedi Idul Fitri berdarah juga telah menjadi awal letupan terjadinya “perang agama” antara kaum Muslimin dan kaum salibis secara berkepanjangan hingga perjanjian damai tahun 2002. Rangkaian peristiwa pembantaian terhadap kaum Muslimin oleh para teroris salibis yang bermula di Ambon berlanjut sampai Maluku Utara.
Salah satu peristiwa paling mengenaskan, setelah Tragedi Idul Fitri berdarah adalah pembantaian kaum Muslimin yang tengah berlindung di dalam masjid di kecamatan Tobelo, Halmahera Maluku Utara. Ketika itu mereka diserang kaum salibis.
Ratusan kaum Muslimin menjadi korban dalam peristiwa pembantaian tersebut. Saking banyaknya mayat yang ada di dalam masjid, sebagian besarnya hangus terbakar. Untuk membersihkan masjid dan mengangkat jenazah yang akan dikuburkan secara massal itu, sampai-sampai diperlukan buldozer untuk mengangkutnya.
Kesaksian Utusan Dewan Dakwah : Orang Kristen Ambon Plus Aparat Lokal Membantai Umat Islam!!!!
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) mengirimkan utusannya, M Hafidz MSc, ke Ambon untuk mengirimkan bantuan dan meliput tragedi pembantaian Muslimin yang dilancarkan oleh orang-orang Kristen. Penyerangan dan pembantaian itu berlangsung sampai 3 bulan, Januari hingga April 1999.
Berikut ini kesaksian M Hafidz selaku wakil ketua KOMPAK (Komite Penanggulangan Krisis) satu lembaga di lingkungan DDII. Sejumlah gambar foto hasil rekamannya pun dimuat di buku ini (Ambon Bersimbah Darah oleh Hartono Ahmad Jaiz, Dea Press, Jakarta, 1999).
Dari dulu, kaum keristen ambon telah menjadi pasukan salibis (KNIL Belanda).
Penyerangan yang dilakukan orang-orang Kristen terhadap Muslimin di Ambon khususnya, dan di Maluku pada umumnya, jelas-jelas menunjukkan tingginya kebencian mereka terhadap ummat Islam.
Bayangkan. Mereka sudah menyerang ummat Islam di Hari Raya Idul Fitri 1419H tanggal 19 dan 20 Januari 1999M. Mereka membantai ummat Islam, maka banyak jatuh korban tewas, dan banyak pula yang luka-luka.
Orang-orang Kristen itu menyerang dalam keadaan mabuk habis minum-minum. Setiap kali mereka menyerang selalu dalam keadaan mabuk seperti itu. Senjata mereka adalah panah beracun, panah berapi, parang, tombak, bom molotov, senjata api, bahkan basoka RPG7, senjata Amerika atau NATO.
Semuanya itu sudah dipersiapkan sejak Oktober 1998, 4 bulan sebelum mereka menyerang Muslimin. Sedang Ummat Islam tidak siap apa-apa.
Maka kala itu (awal-awal diserangnya itu) ummat Islam banyak jatuh korban.
Setelah Ummat Islam diserang orang-orang Kristen, korban-korban yang luka dibawa oleh Muslimin ke rumah sakit umum di Kampung Kuda Mati, Kota Ambon. Kampung Kuda Mati itu kampung Kristen. Lalu orang-orang Kristen menyerbu masuk ke rumah sakit umum itu, memeriksa para medis RSU dengan memeriksa KTP (kartu tanda penduduk), kalau ternyata Islam maka diserang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berikan pesan kritik saran yang membangun.terima kasih