Oktober 13, 2018

Pentingnya ilmu sosiologi untuk di terapkan di indonesia

Sejarah Lahirnya Sosiologi sebagai Suatu Ilmu Sebagai suatu disiplin akademis yang mandiri, sosiologi masih berumur relatif muda yaitu kurang dari 200 tahun. Istilah sosiologi untuk pertama kali diciptakan oleh Auguste Comte dan oleh karenanya Comte sering disebut sebagai bapak sosiologi. Istilah sosiologi ia tuliskan dalam karya utamanya yang pertama, berjudul The Course of Positive Philosophy, yang diterbitkan dalam tahun 1838. Karyanya mencerminkan suatu komitmen yang kuat terhadap metode ilmiah. Menurut Comte ilmu sosiologi harus didasarkan pada observasi dan klasifikasi yang sistematis bukan pada kekuasaan dan spekulasi. Hal ini merupakan pandangan baru pada saat itu. Di Inggris Herbert Spencer menerbitkan bukunya Principle of Sociology dalam tahun 1876. Ia menerapkan teori evolusi organik pada masyarakat manusia dan mengembangkan teori besar tentang “evolusi sosial” yang diterima secara luas beberapa puluh tahun kemudian. Seorang Amerika Lester F. Ward yang menerbitkan bukunya “Dynamic Sociology” dalam tahun 1883, menghimbau kemajuan sosial melalui tindakan-tindakan sosial yang cerdik yang harus diarahkan oleh para sosiolog. Seorang Perancis, Emile Durkheim menunjukkan pentingnya metodologi ilmiah dalam sosiologi. Dalam bukunya 


Rules of Sociological Method yang diterbitkan tahun 1895, menggambarkan metodologi yang kemudian ia teruskan penelaahannya dalam bukunya berjudul Suicide yang diterbitkan pada tahun 1897. Buku itu memuat tentang sebab-sebab bunuh diri, pertama-tama ia merencanakan disain risetnya dan kemudian mengumpulkan sejumlah besar data tentang ciri-ciri orang yang melakukan bunuh diri dan dari data tersebut ia menarik suatu teori tentang bunuh diri. Kuliah-kuliah sosiologi muncul di berbagai universitas sekitar tahun 1890-an. The American Journal of Sociology memulai publikasinya pada thun 1895 dan The American Sociological Society (sekarang bernama American Sociological Association) diorganisasikan dalam tahun 1905. Sosiolog Amerika kebanyakan berasal dari pedesaan dan mereka kebanyakan pula berasal dari para pekerja sosial; sosiolog Eropa sebagian besar berasal dari bidang-bidang sejarah, ekonomi politik atau filsafat. Urbanisasi dan industrialisasi di Amerika pada tahun 1900-an telah menciptakan masalah sosial. Hal ini mendorong para sosiolog Amerika untuk mencari solusinya. Mereka melihat sosiologi sebagai pedoman ilmiah untuk kemajuan sosial. Sehingga kemudian ketika terbitnya edisi awal American Journal of Sociology isinya hanya sedikit yang mengandung artikel atau riset ilmiah, tetapi banyak berisi tentang peringatan dan nasihat akibat urbanisasi dan industrialisasi. Sebagai contoh suatu artikel yang terbit di tahun 1903 berjudul “The Social Effect of The Eight Hour Day” tidak mengandung data faktual atau eksperimental. Tetapi lebih berisi pada manfaat sosial dari hari kerja yang lebih pendek. Namun pada tahun 1930-an beberapa jurnal sosiologi yang ada lebih berisi artikel riset dan deskripsi ilmiah. Sosiologi kemudian menjadi suatu pengetahuan ilmiah dengan teorinya yang di dasarkan pada obeservasi ilmiah, bukan pada spekulasi-spekulasi. Para sosiolog tersebut pada dasarnya merupakan ahli filsafat sosial. Mereka mengajak agar para sosiolog yang lain mengumpulkan, menyusun, dan mengklasifikasikan data yang nyata, dan dari kenyataan itu disusun teori sosial yang baik. Sejarah lahirnya sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan

 adalah sebagai berikut; 1. Sejak tahun 1800-an ketika Auguste Comte pertama kali menggunakan kata sosiologi dalam bukunya yang berjudul; Positive Philosophy pada tahu 1842, sosiologi kemudian diakui sebagai ilmu pengetahuan dan Comte kemudian disebut sebagai bapak sosiologi karena Comte-lah yang pertama mengusulkan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan berdasarkan pengamatan empiris, disusun secara sistematis, dan ilmiah. 2. Kemudian pada tahun 1876, Herbert Spencer (Inggris) menerbitkan teks sosiologi pertama. 3. Pada tahun 1883 di Amerikan, Lester F Ward menerbitkan buku yang berjudul Dynamic Sociology. 4. Disusul sosiolog yang lain, Max Weber di Jerman, Emile Durkheim di Perancis, dan kemudian diikuti William Graham Sumner, Charles Horton Coooley, dan Albion W
DI AMERIKA SERIKAT

Pada tahun 1890 kalangan Universitas di Amerika memunculkan sosiologi dan menerbitkan American Journa of Sociology tahun 1895. Dalam perkembangannya kemudian di Amerika membentuk organisasi American Sociological Association pada tahun 1905. 6. Selanjutnya dijelaskan bahwa sejarah perkembangan sosiologi menurut Dr. P.J. Bouman dalam Saputra (1982: 8) membagi dalam 4 fase yaitu; (a) Fase pertama, sosiologi sebagai bagian dari pandangan filsafat umum, terutama mengenai negara, hukum, dan moral dalam sel-sel etika atau norma keagamaan. (b) Fase kedua, sosiologi yang berdasarkan ajaran ketentuan hukum kodrat yang meliputi segalanya. (c) Fase ketiga, sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri tetapi dengan metode ilmu pengetahuan lainnya. (d) Fase keempat, sosiologi yang berdiri sendiri dengan objek, metode, dan pembentukan pengertian sendiri. 7. Sedangkan menurut Ary. H. Gunawan (2000: 8-9) mazhab-mazhab sosiologi setelah Comte adalah; b. Mazhab geografi dan lingkungan, ajaran (teori) yang menghubungkan faktor keadaan alam (lingkungan) dengan struktur serta organisasi social, lingkungan mempengaruhi struktur dan organisasi sosial. Jadi lingkungan mempengarui struktur serta organisasi social. c. Mazhab organis dan Evolusioner, membandingkan masyarakat manusia dengan organisme manusia dan beranggapan bahwa organisasi secara evolusi akan semakin sempurna sifatnya. d. Mazhab formil, masyarakat merupakan wadah saling hubungan (interaksi) antara individu dengan kelompok, dan seseorang tidak mungkin menjadi pribadi yang bermakna tanpa menjadi warga masyarakat, (4) mazhab psikologi, masyarakat adalah proses imitasi (La societe’ c’est l’imitation), yaitu proses kejiwaan, semua interaksi sosial dan seluruh pergaulan antar manusia, masyarakat menjadi masyarakat sebenarnya apabila manusia mulai mengimitasi manusia lain. e. Mazhab ekonomi, Karl Marx mempergunakan metode sejarah dan filsafat untuk membentuk suatu teori tentang perubahan perkembangan manusia menuju suatu keadaan yang berkeadilan social. f. Mazhab hukum, hukum itu adalah kaidah-kaidah yang memiliki sanksi dimana berat ringannya sanksi tergantung pada sifat pelanggaran

Di Indonesia pada tahun 1948 ilmuwan sosial yang pertama kali mengajarkan sosiologi adalah Soenario Kolopaking di Akademi Ilmu Politik sekarang bernama UGM. perkembangan sosiologi di Indonesia, menurut Selo Soemardjan, sosiologi telah dibicarakan oleh Sri Paku Buwono IV dari Surakarta dalam karyanya “Wulang Reh” antara lain mengajarkan tata hubungan para anggota berbagai golongan dalam intergroup relations. 9. Ki Hajar Dewantara juga telah memberikan sumbangannya kepada sosiologi dengan konsepsi kepemimpinan, pendidikan serta kekeluargaan di Indonesia dan sekarang dikenal dengan istilah “Ing ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut Wuri Handayani. 10. Sosiolog yang lain yang memberikan sumbangan ilmu pengetahuan sosiologi adalah Mr. Djody Gondokoesoemo dengan bukunya yang berjudul Sosiologi Indonesia. 11. Hasan Shadily dengan bukunya Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia telah memuat bahan-bahan sosiologi modern. 12. Drs. JBAF Mayor Polak (tamatan Universitas Leiden Belanda) telah menerbitkan buku Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas. Selo Soemarjan dengan bukunya Social Changes In Yogyakarta (1962) tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat Yogyakarta sebagai akibat revolusi politik dan sosial pada waktu pusat revolusi masih di Yogyakarta, dan Setangkai Bunga Sosiologi yang merupakan buku wajib beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berikan pesan kritik saran yang membangun.terima kasih