*BALASLAH PENGHORMATAN DENGAN YANG LEBIH BAIK* ☑
Allah Ta'âlā berfirman :
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)”.
*(QS. An-Nisā: 86)*
Fadhilatusy-Syaikh Muhammad bin Shālih Al-Ùtsaimīn rahimahullāh berkata :
“Balasan penghormatan dengan yang lebih baik itu bentuknya :
✅ bisa pada bentuk kalimat yang diucapkan
✅ bisa dengan suara
✅ bisa dengan yang ditampakkan di wajah.
Misalnya, ada yang mengucapkan :
“السلام عليك ورحمة الله”
[Assalāmu àlaikum warahmatullāh]
Maka, yang lebih baik untuk jawabannya engkau ucapkan :
“عليك السلام ورحمة الله وبركاته”
[Wa àlaikumussalāmu àlaikum warahmatullāh wabarakātuh]
Atau :
“عليك السلام ورحمة الله حياك الله”
[Àlaikassalām Warahmatullāh, hayyākallah]
Atau,
“وعليك السلام ورحمة الله أهلاً وسهلاً”
[Wa Àlaikassalām Wa rahmatullāh, Ahlan Wa Sahlan]
✅Ini pada kalimat yang diucapkan.
✅Dengan suara yang diucapkan, misalnya jika ada yang mengucapkan :
“السلام عليك”
[Assalāmu àlaika]
Dengan suara yang jelas sekali terdengar dengan keras, maka jawaban untuknya adalah engkau balas juga dengan kalimat suara yang jelas dari salamnya atau dengan yang lebih jelas lagi, atau paling tidak sama sepertinya.
🏻Adapun, jika ia memberi salam padamu dengan suara yang jelas terdengar lalu engkau balas hanya dengan isyarat hidung atau dengan suara yang samar antara terdengar dan tidak terdengar, maka engkau belum menunaikan kewajiban dalam hal tersebut.
Sebab, Allāh berfirman :
“… balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya…”
✅Demikian juga, keceriaan yang ditampakkan di wajah.
❗Jika ada yang mengucapkan salam padamu dengan wajah yang senyum dan ceria, tidak boleh bagimu untuk menjawabnya dengan wajah kusut dan masam.
🏻Sebab, yang seperti itu teranggap engkau tidak membalas dengan yang serupa apalagi dengan yang lebih baik.
Dan, permasalahan ini banyak sekali orang lalai tidak memperhatikannya, maka selayaknyalah seorang mukmin untuk mengetahui dan mengamalkannya”.
-Selesai-.
*[Fatāwā Nūr Àlad Darb-Kaset ke 338]*
✍🏻 *Ustadz Hudzaifah bin Muhammad hafizhahullah*
__°•°•°•°•°__
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berikan pesan kritik saran yang membangun.terima kasih