APAKAH ENGKAU SEPERTI BABI...? ◼
Sufyan bin ’Uyainah rahimahullah berkata :
"Di antara manusia ada yang menyerupai babi, (yaitu) apabila dilemparkan makanan yang baik kepadanya, maka dia pun enggan menyantapnya.Tapi apabila ada orang yang berdiri meninggalkan kotoran (BAB)nya, maka dia menjilatinya. Begitu pula engkau dapati sebagian anak adam, ada yang jika mendengar 50 kata hikmah, maka dia tidak mengingatnya sama sekali. Tetapi jika ada seseorang yang salah, maka dia pun (segera) menyebarkannya dan menghafalnya" (Syifa'ul Alil VI/566 oleh Ibnul Qoyyim)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :
"Dan di antara manusia ada yang tabiatnya seperti tabiat babi. Dia melewati rezeqi yang baik tapi tidak mau mendekatinya. Justru jika ada orang yang bangkit dari kotorannya (selesai buang hajat), maka didatanginya kotoran itu dan dimakannya hingga habis. Demikianlah kebanyakan manusia. Mereka mendengar dan melihat kebaikanmu yang berlipat-lipat daripada kejelekanmu, tetapi dia tidak menghafalnya, tidak menukilnya dan tidak mencocokinya. Tapi apabila dia melihat ketergelinciranmu atau ucapanmu yang buruk, maka dapatlah dia apa yang dicarinya dan mencocokinya, lalu dijadikannya sebagai buah santapan dan penukilan" (Madarijus Salikin I/406)
Begitu pula apa yang telah menimpa kepada para ulama dan ustadz sunnah yang pasti mereka tidaklah maksum, yakni bebas dari kesalahan dan kekeliruan. Mereka yang punya andil besar dalam mendakwahkan al-Qur'an dan as-Sunnah di atas manhaj salaf tidak bisa digugurkan keutamaannya, jika seandainya di antara pendapatnya ada yang salah atau kurang kuat, dan juga tidak boleh menghina, mengejek, mencela atau merendahkan mereka.
Syaikh DR. Muhammad bin Umar Bazmul hafizhahullah berkata :
ليس من منهج السلف معاملة أخطاء أهل السنة كمعاملة أهل البدع. فإن كل ابن آدم خطاء، فينظر في منهج الرجل ويعامل الخطأ الذي وقع منه على أساس ذلك
"Tidak termasuk dalam manhaj salaf, yaitu menyikapi kesalahan-kesalahan seorang ahlus-sunnah seperti menyikapi kesalahan ahlul-bid’ah, karena setiap anak Adam pasti memiliki kesalahan. (Apabila seorang ahlus-sunnah terjatuh dalam kesalahan), maka manhajnya dilihat dan kesalahan tersebut disikapi sesuai dengan manhajnya"
Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :
"Kalau seandainya seorang alim (ulama) yang banyak memberikan fatwa salah dalam 100 masalah, maka itu bukan suatu aib. Karena siapa saja selain Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dia bisa benar dan bisa saja salah" (Majmu Fataawa 28/301)
Imam Ibnu Abdil Bar rahimahullah berkata :
"Orang alim (ulama) tidaklah lepas dari suatu kesalahan. Siapa yang "SEDIKIT" kesalahannya dan "BANYAK" benarnya maka dialah orang alim. Dan siapa yang sedikit benarnya dan banyak kesalahannya maka dialah orang jahil" (Jami’ Bayaan al-Ilmi II/106)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata :
وبالجملة فقد كان رحمه الله من كبار العلماء وممن يخطئ ويصيب ، ولكن خطأه بالنسبة إلى صوابه كنقطة في بحر لجي ، وخطؤه مغفور له
"Secara umum, beliau (Imam Ibnu Taimiyah) rahimahullah termasuk ulama besar, dan juga termasuk orang yang berbuat benar dan berbuat keliru. Akan tetapi kesalahannya jika dibandingkan dengan kebenarannya, maka seperti satu titik dalam lautan dalam. Dan kesalahan beliau adalah diampuni" (Al-Bidayah wan Nihayah 14/160).
✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berikan pesan kritik saran yang membangun.terima kasih